Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

TSJ Rangsang Pertanian

Kanal Tirta Sangga Jaya (TSJ) tidak hanya sebagai prasarana pengendalian bajir, tetapi juga mendorong peningkatan kinerja sektor pertanian.

­Syaykh AS Panji Gumilang dengan gagasannya, ingin menyumbang pemikiran, sehingga bencana banjir serupa tidak terulang di masa-masa mendatang. Tujuan utama pembangunan kanal TSJ berfungsi sebagai prasarana pengelolaan air yang barns dilakukan secara komprehen­sif—mengontrol aliran air di se­luruh kawasan Jakarta-Bogor Depok-Tangerang-Bekasi.

Sepintas, dampak banjir bandang awal Februari lalu mengesankan lumpuhnya pe­layanan kota-kota di wilayah. Jabodetabeka, dan banyaknya korban yang berjatuhan. Na­mun, yang tidak kalah serius, dampak buruknya terhadap se­luruh dimensi perekonomian. Sektor pertanian merupakan salah satu basis ekonomi yang mengalami kerugian besar.

Itulah sebabnya, Kabag Umum Badan Ketahanan Pangan, Ir. Indra Mukti Harahap, langsung menyatakan dukungannya ter­hadap gagasan pembangunan kanal TSJ. "Saya sangat men­dukung realisasi pembangunan TSJ ini," kata Indra. kepada Am­ron Ritonga dari Majalah Berita Indonesia, Rabu (9/5). Menurut Indra, banjir ban­dang awal Februari sangat merugikan sektor pertanian dan berpotensi mengganggu stabilitas ketahanan pangan, baik dalam ruang lingkup dae­rah maupun nasional. Dia menjelaskan bahwa salah satu lumbung padi di Jawa Barat­, Karawang terendam banjir sehingga menurunkan volume produksi padi tahun ini.

Laporan berbagai sumber memperkirakan kerugian sangat besar tejadi pada sektor per­tanian, karena menimpa daerah daerah yang basis ekonominya ditopang oleh sektor tersebut. Di Subang dan Indramayu, misal­nya, 6.000 Ha sawah mengalami kerusakan. Sedangkan di seluruh Jawa Barat tercatat 17.000 Ha lebih lahan persawahan teren­dam banjir, 690 Ha.

Sebagai staf di Badan Ketahan Pangan (BKP), Indra menyadari dampak positif yang bisa diper­oleh bilamana gagasan kanal TSJ terwujud. Keberadaan kanal tersebut, tambahnya, tidak saja mencegah amukan banjir, tetapi juga merangsang pertumbuhan sektor pertanian di sekehlingnya.

"Saat ini, baik sewaktu musim hujan maupun musim kemarau selalu berdampak buruk pada sektor pertanian, turunnya ting­kat produksi, otomatis mempe­ngaruhi stabilitas ketahanan pangan nasional," kata Indra.

Kata Indra lebih lanjut, ke­jadian seperti ini tidak akan mun­cul lagi atau paling sedikit terku­rangi bilamana kanal TSJ terwu­jud. Pada musim hujan, kanal TSJ akan menampung air agar tidak meluap dan mengakibat­kan banjir. Sedangkan di musim kemarau, sebagai pemasok air irigasi pada lahan-lahan pertani­an di seluruh Jabodetabeka.

Gagasan Holistik

Tidak hanya wilayah Jabo­detabeka yang akan merasakan manfaat kanal TSJ, tetapi juga daerah-daerah disekililingnya, seperti Karawang, Purwakarta, Subang dan Sumedang. Karena­nya, Wakil Bupati Purwakarta H. Dedi Muliady SH, menyata­kan dukungannya terhadap pembangunan kanal TSJ.

Dedi mengatakan kepada wartawan Berita Indonesia di Purwakarta, Bernard Sihite, bahwa gagasan Syakh AS Panji Gumilang merupakan pemi­kiran yang holistik, realistis, dan brilian, sehingga sangat pantas ditindaklanjuti. Waduk Jati Luhur dan Waduk Cirata, menurut Dedi, juga dikelola dengan menerapkan pola ma­najemen air berskala nasional, seperti yang ingin diterapkan Syaykh dengan kanal TSJ.

Bencana banjir awal Februari lalu, tambah Dedi, harus menjadi pelajaran di dalam mengelola air di seluruh kawasan yang terkena banjir saat itu. "Pengelolaan air yang ada sekarang menuntut pembaharuan sehingga dapat secara optimal menghindari ban­jir” katanya.

Posting Komentar

0 Komentar