Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Indonesia, Satu Keajaiban Dunia

Peringatan HUT RI ke-65 di Kampus Al-Zaytun diikuti oleh seluruh civitas akademika mulai dari tingkat Paud hingga mahasiswa, serta guru yang seluruhnya kira-kira 7.500 orangTempat bersatunya ribuan pulau, suku, bahasa dan budaya. Bermodalkan persatuan inilah cita-cita kemerdekaan bisa diwujudkan.
Hal itu dikemukakan Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang dalam pidato peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-65, di hadapan segenap civitas akademika Al-Zaytun, Selasa (17/8). Syaykh AS Panji Gumilang mengajak untuk merenungkan hal terpenting yang harus dijaga bangsa ini setelah memperoleh kemerdekaannya yaitu Persatuan Indonesia.
Persatuan Indonesia harus ditegakkan! Itulah inti pidato Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang. Seruan itu disampaikan dengan penuh keyakinan kepada seluruh pelajar mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan mahasiswa, guru dan segenap civitas akademika Al-Zaytun yang semuanya sejumlah 7.500 orang agar tidak berpecah-belah.
Seruan ajakan untuk bersatu itu sejalan dengan tujuan keberadaan Al-Zaytun sebagai pembawa damai dan toleransi. Perdamaian dan toleransi adalah hal mutlak bagi bangsa Indonesia yang penduduknya berjumlah 240 juta jiwa, yang memiliki beragam bahasa daerah, kebudayaan, dan kepercayaan, agar masyarakatnya bisa hidup dalam persatuan. Artinya, jika masyarakat bangsa ini tidak memiliki keinginan untuk membawa damai dan memiliki toleransi terhadap perbedaan maka persatuan tidak akan bisa tercapai. Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu juga bisa terwujud dengan adanya perdamaian dan toleransi.
Pesta Karnaval Selain upacara pengibaran bendera merah putih oleh tim Paskibra dan pidato Syaykh, seremonial yang diselenggarakan di Stadion Sepak Bola Palagan Agung ini diisi dengan pesta karnaval yang menampilkan budaya khas 22 konsulat pelajar diiringi lagu-lagu perjuangan dan daerah masing-masing.
Misalnya Konsulat Sumatera Bersatu menampilkan peta pulau Sumatera hasil kreasi sendiri, Konsulat Jawa Barat membuat singaan, Konsulat Jakarta menampilkan tugu pancoran dan ondel-ondel, Konsulat Pusat menampilkan replika buah mangga, Jawa Tengah menampilkan Candi Borobudur dan sang Budha, Jatim dengan tugu Surabaya (Hiu dan Buaya), Kalimantan dengan replika bekantannya, Sulawesi dengan rumah adatnya, Bali dengan Ogoh-ogohnya, dan Papua dengan pakaian khas suku Asmat-nya.
Sedangkan konsulat luar negeri seperti Malaysia dan Afrika Selatan mengusung bendera negara masing-masing. Adapun Konsulat Singapura, selain mengusung bendera negaranya juga menampilkan replika pesawat terbang Singapore Airlines.
gegap gempita : Al-Zaytun selalu merayakan HUT RI dengan penuh semangat“Kita tidak boleh pecah, kita tidak boleh hancur, Indonesia harus tegak sampai kapanpun.” Kalimat itu menjadi keinginan Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang yang menunjukkan bahwa beliau adalah selain seorang tokoh agama juga seorang negarawan. Sebagai seorang negarawan, Syaykh sering menyampaikan keprihatinannya terhadap bangsa ini, dan pada momen peringatan 17 Agustus kali ini, Syaykh mengingatkan bahwa Ia ingin agar Indonesia bisa tetap tegak sampai kapan pun.
“Ada satu modal yang kita miliki, kalau ini nanti hancur apa yang kita cita-citakan akan lebur. Satu-satu-satu saja bukan yang lain-lainnya, persatuan Indonesia,” seru Syaykh. Sebagai seorang pendidik, Syaykh tahu betul arti dan pentingnya cita-cita.
Syaykh sendiri pun punya cita-cita. Syaykh A.S Panji Gumilang, sejak kecil bercita-cita menjadi guru dan mendirikan lembaga pendidikan. Dengan maksud agar peradaban umat manusia tidak putus, maka dengan berbagai kemampuan yang ada padanya, ia berusaha menyambungnya. Itulah cita-citanya mendirikan pesantren ini, di samping untuk merangkum kehendak bangsa Indonesia sendiri, menjadi bangsa yang diperhitungkan di antara bangsa-bangsa lain.
Syaykh berpendapat bahwa peradaban tersebut harus disambung dengan manajemen ‘kekitaan’ bukan ‘keakuan’. Sebab menurutnya, keakuan umurnya sangat pendek, hanya terbatas. Tapi kalau kekitaan berumur lama dan tidak pernah putus. “Kekitaan itu mempunyai satu kekuatan yang tidak pernah dapat diruntuhkan oleh siapa pun kecuali oleh yang membuat kita itu sendiri,” katanya lebih jelas. Kekitaan itu pulalah yang dipakainya dalam membangun dan mengelola Ma’had Al-Zaytun ini.
Kalau persatuan ini hancur sambung Syaykh, jangan harap Indonesia akan tegak di masa mendatang. “Wahai generasi muda, tanamkan pada dirimu, kalau hari ini generasi yang sekarang belum mampu menunjukkan persatuan, kamu semuanya generasi penerus yang harus mampu mewujudkan persatuan Indonesia. Ini modal satu-satunya, sebab yang lain belum mampu kita tampilkan. Persatuan, persatuan dan persatuan harus kita tegakkan,” pekik Syaykh disambut tepuk tangan riuh seluruh peserta upacara.
Lebih jauh Syaykh mengupas, Indonesia adalah suatu keajaiban di dunia di mana terdapat berbagai pulau, suku bangsa, bahasa dan budaya, yang disatukan dalam sebuah bangsa dan negara yang bernama Indonesia sebagai satu-satunya wujud negara di dunia. Tapi amat disayangkan untuk mempertahankannya hari ini, bangsa ini belum memiliki apapun yang bisa dibanggakan.
Contohnya didalam pertahanan militer bangsa ini belum mampu membanggakan diri karena tidak memiliki berbagai sarana pertahanan yang mumpuni baik pertahanan laut, udara, maupun darat. Bukan itu saja, di sisi politik bangsa ini masih terus mencari bentuk. Terlebih lagi di sisi ekonomi yang dirasakan dari hari ke hari pergerakan perekonomian juga belum mampu tegak dan stabil.
Meski demikian, Syaykh mengajak seluruh hadirin bersyukur kepada Allah Swt atas karunia kemerdekaan yang telah berumur 65 tahun ini. Sejatinya kemerdekaan ini tidak jatuh gratis dari langit, tapi ditebus dengan perjuangan panjang para mujahid, pahlawan dan para pendiri bangsa dan Negara Indonesia.
Beliau juga mengajak generasi penerus pengisi kemerdekaan Negara Indonesia ikut berkiprah bersama-sama warga lainnya dalam mengisi dan mengimplementasikan dasar-dasar negara yang telah digariskan oleh para pendiri bangsa. Dan mendalami memikirkan kedepan, mempersiapkan untuk kedepan sebuah persiapan di mana Indonesia ini supaya tegak dan tetap tegak berdiri sampai kapanpun.
“Wujudkan hari ini, wujudkan hari ini, Hidup Indonesia! Bersatu Indonesia! Tegak Indonesia!” tegas Syaykh mengakhiri pidatonya.AZ-BI (Berita Indonesia 79)

Posting Komentar

0 Komentar